Keseimbangan Alam harus di jaga !!!!!!!!!
Keseimbangan
alam seumpama sebuah pegas yang ditarik dengan simpangan yang panjang dan
bernilai besar, ketika pegas itu dilepaskan maka pegas akan segera mencari
titik keseimbanganya dan akan kembali kepada posisi semula yaitu di titik nol
dari simpangan. Dalam ilustrasi ini sebenarnya sudah bisa di prediksi
keseimbangan alam merupakan sebuah hal yang amat penting. Mengapa amat penting
? nah bisa di rasakan bahwa ketika menarik pegas tadi maka kita akan merakan
sebuah gaya tarik dari pada pegas tersebut. Dengan ditariknya pegas tersebut
maka dapat di ambil kesimpulan bahwa pegas ini sedang mencari titik seimbang
yang di artikan bahwa alam sedang mencari titik keseimbangan alam. Dimana titik
kesimbangan yang dimaksud merupakan suatu posisi alam yang memberikan relasi
hidup antara manusia dan makluk lain dan tidak saling merugikan. Ketika terjadi
sebuah ketidakseimbang antara alam dan kehidupan manusia, maka yang terjadi
adalah banyak fenomena alam yang mana fenomena alam itu sendiri terjadi karena
ulah manusia yang sedang menjadi keuntungan untuk pribadinya sendiri dalam
kurung waktu yang sesingakat-singakat mungkin. Beberapa fenomena yang terjadi
didalam ketidakseimbangan alam ini adalah ;
I.
I. Banjir
Banjir merupakan suatu fenomena
yang terjadi disaat manusia membuat keseimbangan alam di hutan menjadi rusak. Manusia
merusak hutan dengan ilegal login, penembangan yang dilakukan tanpa memikirkan
dampak negatif dan positif dari pada penebangan. Kadang penembangan hutan juga
dapat membuat erosi atau pengikisan tanah yang terjadi disepanjang bantaran
sungai. Kerusakan ini akan berlanjut jika hingga sekarang tidak di buat sebuah
langkah represif kepada para pelaku-pelaku penebangan yang ditangkap. Banjir
juga terjadi karena penyumbatan-penyumbatan yang dilakukan oleh sampah tumpukan
didalam kanal dan parit-parit hasil buangan dari sampah buangan rumah tangga
dan lain-lain. Di jakarta contohnya banyak perumahan kumuh di pinggiiran
bantaran sungai dan banyak pula usaha yang dibuka di pinggiran sungai dengan harapan dapat membuang
sampahnya di kali.
II. II. Pencemaran Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat dimana manusia
melakukan sebuah sistem untuk mengasilkan sebuah benda yang dapat di manfaat
oleh banyak orang dalam kehidupan kesehariannya. Namun kadang sistem yang
dikerjakan manusia itu tidak berjalan dengan baik dikarenakan ulah mereka yang menyebabkan
lingkungan sekitar menjadi tidak layak untuk di tempati. Misalnya di daerah PT
FI di Timika papua banyak telling yang dibuang kesungai yang menyebabkan banyak
ikan dan ekosistem disekitar penambangan yang rusak dan akhirnya mengalami
kepunahan secara besar-besaran. Beberapa spesies ikan yang terdapat di sungai
Aijkwa yang mengalir melewati gresberg ini banyak terdapat sampah “müll” yang
di buang dari sisa-sisa pengelolaan emas di tambang PT FI di gresberg yang
berbahaya dengan kandungan kimia
akibatnya ikan mati.
III. III. Global warming
Global warming merupaka sebuah case akibat
dari pada ulah manusia yang disebabkan karena beberapa hal yang diantaranya
adalah :
1. Penyebab global warming: Emisi karbon dioksida dari pembakaran
bahan bakar fosil pembangkit listrik.
Penggunaan listrik yang semakin
meningkat yang dipasok dari pembangkit listrik berbahan bakar batubara batubara
yang melepaskan sejumlah besar karbon dioksida ke atmosfer. 40% emisi CO2
dihasilkan oleh produksi listrik AS, dan 93 persen diantaranya berasal dari
emisi pembakaran batubara pada industri utilitas. Setiap hari, pasar
semakin banyak dibanjiri gadget penggunaannya membutuhkan daya listrik, padahal
tidak didukung oleh energi alternatif. Dengan demikian kita akan semakin tergantung
pada pembakaran batu bara untuk memasok kebutuhan listrik di seluruh dunia.
2. Penyebab Global Warming:
Emisi karbon dioksida dari pembakaran bensin pada kendaraan.
Kendaraan yang kita pakai adalah
sumber penghasil emisi sekitar 33% yang berdampak terhadap pemanasan
global. Dengan pertambahan jumlah penduduk yang tumbuh pada tingkat yang
mengkhawatirkan, tentu saja akan meningkatkan permintaan akan kendaraan yang
lebih banyak lagi, yang berarti penggunaan bahan bakar fosil untuk transportasi
dan pabrik yang semakin besar. Konsumsi terhadap bahan bakar fosil jauh
melampaui penemuan terhadap cara untuk mengurangi dampak emisi. Sudah saatnya
kita meninggalkan budaya konsumtif.
3. Penyebab Global Warming:
Emisi metana dari peternakan dan dasar laut Kutub Utara.
Metana merupakan gas rumah kaca
yang sangat kuat setelah CO2. Bila bahan organik diurai oleh bakteri pada
kondisi kekurangan oksigen (dekomposisi anaerobik) maka metana akan dihasilkan.
Proses ini juga terjadi pada usus hewan herbivora, dan dengan meningkatnya
jumlah produksi ternak terkonsentrasi, tingkat metana yang dilepaskan ke
atmosfer akan meningkat. Sumber metana lainnya adalah metana klatrat, suatu
senyawa yang mengandung sejumlah besar metana yang terperangkap dalam struktur
bongkahan es. Apabila metana keluar dari dasar laut Kutub Utara, maka tingkat
pemanasan global akan meningkat secara signifikan.
4. Penyebab
Global Warming: Deforestasi, terutama hutan tropis untuk kayu, pulp, dan lahanpertanian.
Penggunaan hutan untuk bahan
bakar (baik kayu dan arang) merupakan salah satu penyebab deforestasi. Di
seluruh dunia pemakaian produk kayu dan kertas semakin meningkat, kebutuhan
akan lahan ternak semakin meningkat untuk pemasok daging dan susu, dan penggunaan
lahan hutan tropis untuk komoditas seperti perkebunan kelapa sawit menjadi
penyebab utama terhadap deforestasi dunia. Penebangan hutan akan mengakibatkan
pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfir.
5. Penyebab Global Warming: Peningkatan
penggunaan pupuk kimia pada lahan pertanian.
Pada pertengahan abad ke-20,
penggunaan pupuk kimia (yang sebelumnya penggunaan pupuk kandang) telah
meningkat secara dramatis. Tingginya tingkat penggunaan pupuk yang kaya
nitrogen memiliki efek pada penyimpanan panas dari lahan pertanian (oksida
nitrogen memiliki kapasitas 300 kali lebih panas- per unit volume dari karbon
dioksida) dan kelebihan limpasan pupuk menciptakan 'zona-mati 'di laut. Selain
efek ini, tingkat nitrat yang tinggi dalam air tanah karena pemupukan yang
berlebihan berdampak terhadap kesehatan manusia yang cukup memprihatinkan.
6. Dampak Global Warming: Kenaikan
permukaan air laut di seluruh dunia.
Para ilmuwan
memprediksi kenaikan permukaan air laut di seluruh dunia karena mencairnya dua
lapisan es raksasa di Antartika dan Greenland, terutama di pantai timur AS.
Namun, banyak negara di seluruh dunia akan mengalami dampak naiknya permukaan
air laut, yang bisa memaksa jutaan orang untuk mencari pemukiman baru. Maladewa
adalah salah satu negara yang perlu mencari rumah baru akibat naiknya permukaan
laut
7. Dampak Global Warming :
Korban akibat topan badai yang semakin meningkat.
Tingkat keparahan
badai seperti angin topan dan badai semakin meningkat, dan penelitian yang
dipublikasikan dalam Nature mengatakan: "Para ilmuwan
menunjukkan bukti yang kuat bahwa pemanasan global secara signifikan akan
meningkatkan intensitas badai yang paling ekstrim di seluruh dunia. Kecepatan
angin maksimum dari siklon tropis terkuat meningkat secara signifikan sejak
tahun 1981.Hal tersebut diperkirakan didorong oleh suhu air laut yang semakin
meningkat, tidak mungkin mengalami penurunan dalam waktu dekat. "
8.
dampak gelobal warming ; gagal panen secara besar-besaran
Menurut
penelitian terbaru, sekitar 3 miliar orang di seluruh dunia harus memilih untuk
pindah ke wilayah beriklim sedang karena kemungkinan adanya ancaman
kelaparan akibat perubahan iklim dalam 100 tahun. "Perubahan iklim ini
diramalkan memiliki dampak yang paling parah pada pasokan air. "Kekurangan
air di masa depan kemungkinan akan mengancam produksi pangan, mengurangi
sanitasi, menghambat pembangunan ekonomi dan kerusakan ekosistem. Hal ini
menyebabkan perubahan suasana lebih ekstrim antara banjir dan kekeringan."
Menurut Guardian,…pemanasan global menyebabkan 300.000 kematian per tahun.
9. Dampak global warming: Kepunahan sejumlah
besar spesies.
Menurut penelitian
yang dipublikasikan dalam Nature, peningkatan suhu dapat menyebabkan kepunahan
lebih dari satu juta spesies. Dan karena kita tidak bisa hidup sendirian tanpa
ragam populasi spesies di Bumi, ini akan membawa dampak buruk bagi manusia.
"Perubahan iklim sekarang ini setidaknya sama besarnya dengan ancaman
terhadap jumlah spesies yang masih hidup di Bumi akibat penghancuran dan
perubahan habitat." Demikian pendapat Chris Thomas, konservasi biologi
dari University of Leeds.
10. Dampak global warming: Hilangnya terumbu
karang.
Sebuah laporan
tentang terumbu karang dari WWF mengatakan bahwa dalam skenario terburuk,
populasi karang akan runtuh pada tahun 2100 karena suhu dan keasaman laut
meningkat. 'Pemutihan' karang akibat kenaikan suhu laut yang terus-menerus
sangat berbahaya bagi ekosistem laut, dan banyak spesies lainnya di lautan
bergantung pada terumbu karang untuk kelangsungan hidup mereka.
"Meskipun luasnya lautan 71 persen dari permukaan bumi dengan kedalaman
rata-rata hampir 4 km - ada indikasi bahwa hal ini mendekati titik
kritis. Bagi terumbu karang, pemanasan dan pengasaman air mengancam hilangnya
ekosistem global. Jadi diperlukan upaya yang besar untuk menyelamatkan terumbu
karang dari kepunahan.
Dari ketiga hal diatas yang disebabkan oleh dampak dari pada
ketidakseimbangannya ekosistem, maka dapat diketahui bahwa alam sekarang ini
berada ada lam sebuah kondisi kritis yang sangat mengancam keberlangsungan
kehidupan manusia dan makluk lain dibumi ini. Dengan kondisi seperti ini sudah
saatnya alam ini harus diselamatkan agar bahaya dari pada global warming ini
tidak menjadi sebuah bumeran untuk generasi penerus yang akan ada di depan. Hal
seperti nilah yang amat penting.