“Hanya orang
Papua yang dapat merubah orang Papua”
(Izzak
Samuel Kijne)
(G. Serpong, 07/11/12)
![]() |
kondisi pendidikan di pedalaman Papua |
"Di atas
batu ini, saya meletakkan peradaban orang Papua. Sekalipun orang memiliki
kepandaian tinggi, akal budi dan marifat tetapi tidak dapat memimpin bangsa
ini, bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri” (Wasior, 25 Oktober
1925).
Kata diatas ini memiliki makna yang
hampir sama dengan kata pernah juga di ucapkan oleh Pdt. Izzak Samuel
Kijne “hanya orang papua yang
dapat merubah orang papua sendiri” dalam bahasa jerman biasa diartikan “nur
die Leute von Papua, die sich anderen Papuan ändern können”. Pesan teologis ini memiliki makna yang mendalam didalam kehidupan orang papua khusn<a dalam pembangunan manusia atau dalam aspek
pendidikan. Dimana banyak orang non Papua (non pribumi) yang datang ke Papua dengan visi
untuk membangun Papua dengan bidang mereka masing-masing namun itu tidak
terjadi seperti yang tertera dalam misi tersebut. Dimana visi yang mereka
lakukan rasanya seperti “latihan lain
main lain” itulah fakta yang ada di Papua. Penulis sendiri juga sudah pernah
merasakan bagimana menjadi seorang murid maka penulis tahu kebanyakan situasi dari teman-teman yang mengatakan kepada penulis bahwa mereka kurang
mengerti mata pelajaran A karena alasan
A, namun ketika di bicarakan lebih lanjut saya melihat teman-teman juga
mengatakan bahwa Guru orang papua B ini kami lebih mengerti. Ketika penulis
mendengar hal itu penulis mempertanyakan Mengapa ya ? guru pribumi sepertinya miliki daya tarik tersendiri bagi mereka yang notabenenya mereka adalah siswa Papua. Sesudah penulis
mengikuti perkembangan lebih lanjut maka ada beberapa hal yang sebab yang penulis temukan dari teman-teman yang tidak Interesting dengan pelajaran guru A yang pertama; perbedaan budaya dalam membuat motode belajar pun menjadi indikator kuat yang menjadi sekat perbedaan akibatnya kurang iklim tidak bersahabat untuk memahami
materi yang diajarkan pun muncul. Kalau di gali jauh kebelakang permisalan kecil saja dalam belajar mengajar membaca di tingkat SD kelas 1-3 .Penulis di
ajarkan dengan kata dan budaya jawa misalnya ada kata dalam buku ajar “budi
pergi naik kereta” coba lihat nama
saja kata BUDI dalam tradisi hidup orang Papua kebanyakan orang Papua tidak ada
nama BUDI juga dengan KERETA tidak ada kreta di papua apa lagi di pegunungan
tengah papua inilah yang menyebabkan pemaksaan anak untuk memahami suatu materi
dengan tanpa mengetahui akar materi dan sumber konkretnya.
Pesan religius Kijne selaku Bapak
Peradaban orang Papua ini memiliki makna yang begitu luas dan fundamental dalam perkembangan edukasi di Papua. Bahwa orang Papua akan tampil sebagai
pemimpin di atas tanahnya sendiri itu. Selain Batu Peradaban , di Miei juga ada Batu
Inspirasi. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, kalau orang naik ke atas
batu dan melihat alam indah di Wondama, dari situ muncul berbagai inspirasi
untuk melakukan perubahan baru.
Rev Izaak Samuel Kijne, Kepala Sekolah, yang juga
menyusun teks lagu Hai Tanahku Papua yang kini di pakai sebagai lagu kebangsaan Negara Papua Barat (guti).
+ komentar + 2 komentar
Izin shere🙏🙏
TUHAN YESUS, memberkati kita semua 🙏🙏🙏😇😇😇
Posting Komentar