(Zittau 29/05/2019) Pemberian Beasiswa Program 1000 Ph.D yang dicanangkan oleh Pemprov Papua yang sekarang dikelolah oleh Biro Otsus Papua dimulai pada tahun 2009 yang diprakarsai oleh Gubernur Barnabas Suebu sudah mulai menghasilkan buah. Di tahun itu angkatan pertama diseleksi dan dipersiapan pengetahuan sains dasarnya di jakarta di bawah naungan Prof. Yohanes Surya Ph.D. Disana para penerima beasiswa ini menimbah ilmu dibawah naungan Surya Institute yang dikemudian hari berubah nama menjadi Surya University. Para calon mahasiswa ini setelah menyelesaikan Ujian Nasionalnya ditingkat SMA, mereka sesudah melalui berbagai test akan dikirim ke berbagai Negara dan tersebar luar di empat benua, Eropa, Amerika, Australia dan Asia timur.
Program ini berlanjut hingga sekarang dan setiap tahunnya menghasill
banyak sekali insinyur muda Papua yang bekerja di berbagai Negara dan Institut
penelitian di negara-negara barat. Bahkan sebagian menerima tawaran untuk
bekerja di berbagai perusahan-persahan yang beroperasi didalam Negeri dan
ditempatkan diberbagai Posisi.
Sejak Program ini dijalankan, banyak hambatan dan tantangan yang
didapat oleh pemberi dan penerima beasiswa. Dari sisi pemberi Beasiswa, menurut
pejabat berwenang yang baru terpilih, bahwa selama ini program ini berjalan secara
amburadul karena road mapnya tidak gamblang. Sebagai conton dia memaparkan
antara lain bahwa daftar penerima beasiswa yang belum teratur dan belum
mempunyai manajement kontrol yang baik terhadap kondisi perkembangan studi para
penerima Beasiswa tersebut. Untuk itu tambahnya, pihaknya selama ini mencoba untuk memperbaiki hal-hal signifikan tersebut melalui pendekatan-pendakatan yang terbentuk dari beberapa terobosan-terobosan dalam
manajemen pengelolaan beasiswa ini.
Dalam beberapa tahun terakhir banyak kunjungan juga yang dilakukan
oleh pihak pemberi beasiswa dalam rangka kontrolling kondisi mahasiwa di
berbagai negara. dalam Audiensi dan diskusi yang dibuka dalam
kunjungan-kunjungan itu, banyak mahasiswa yang juga menanyakan perihal apa yang
akan dilakukan pemerintah Provinsi papua sebagai pemberi beasiswa dalam
mempersiapkan para lulusan LN ini ketika kembali ke tanah air. Pertanyaan ini
menjadi penting karena menurut mereka, dengan ilmu dalam bidang yang telah
mereka resapi teorinya, mereka ingin berusaha membantu pemerintah dan masyarakat Papua dalam mengembangkan sektor-sektor potensial yang ada di Papua.
Didalam Audiensi-Audiensi yang sama ada beberapa mahasiswa yang memberi masukan-masukan dalam menyikapai kepulangan Mahasiswa Papua lulusan LN
sebagai konsep alternatif dalam meminimalisir pengganguran jangka panjang yang
diantara sebagai berikut.
1. Pemerintah Provinsi Papua dengan kapasitasnya sebagai pemberi
beasiswa paling tidak dapat menyiapkan tempat untuk para insinyur muda ini,
dengan jalan membuka sebuah pusat Ilmu pengetahuan alam multi disiplin yang
dimotori oleh berbagai peneliti senior LN. Melalui Lemabaga ini mahasiswa/i Papua yang masuk
dalam kualifikasi yang sudah ditentukan dijadikan asisten-asisten dalam berbagai proyek
penelitian yang dicangkan.
2. Memberi para lulusan Luar Negeri ini peluang untuk menimbah
ilmu pada setiap proyek-proyek pemerintah dengan menjadikan mereka sebagai
asisten-asisten pengawas dari SKPD terkait dalam perkembangan proyek tersebut.
Dengan harapan pada proyek pemerintah selanjutnya mereka bila perlu dijadikan eksekutor dalam proyek-proyek tersebut.
3. Pemerintah mendirikan berbagai sekolah Vokasi dalam berbagai
bidang dengan tujuan lulusan dari sekolah vokasi menerima lisensi untuk
dipekerjakan dalam berbagai bidang. Misalnya pertanian, perikanan, perkebunan
atau listrik. Disini para lulusan LN ini dijadikan sebagai Asisten Pengajar
didalamnya.
4. Mendirikan BUMD dalam berbagai sektor basis yang didalam
mengakomondasi kebutuhan dasar masyarakat Papua. Dalam perekrutannya karyawan,
para lulusan LN ini mempunyai kesempatan untuk bekerja disana. Dengan begitu
pengalaman mereka dalam berinovasi teknologi makin baik dan dengan pengalaman ini
peluang mereka untuk berwiraswasta makin luas.
Empat hal diatas ini harapannya bisa menjadi solusi altenatif dalam optimalisasi SDM Papua kedepan. dengan begitu tuntuntan Pemerintah
Provinsi Papua yang memberi harapan besar kepada para penerima lulusan luar
negeri untuk dapat bekerja di perusahan ternama di dalam dan maupun diluar
negeri dapat terjawab.
Harus juga dimengerti bahwa dalam melamar kerja, pengalaman
selalu menjadi nilai tambah dalam lamaran (CV) yang dikirimkan
perusahan-perusahan. Oleh karena itu dalam hal ini baik itu penerima maupaun
pemberi beasiswa juga harus rasional dalam berpikir dan bermimpi kedepan.
(Gusti)