Kebanggaan akan budaya Papua


PEMANFAATAN KEBERAGAMAN BUDAYA LOKAL PAPUA


wagethe 1974
Dikatakan bahwa sejarah manusia diawali bersama-sama bahasa. Selama ini banyak ahli antropologi yang mendefinisikan bahwa manusia adalah makhluk pencipta alat (homo fabel). Artinya eksistensi alat atau perkakas merupakan tanda-tanda adanya kehidupan (kebudayaan). Akan tetapi, menurut Claude Levi-Strauss seperti dikutip oleh Maruyama (1995:43), anggapan tersebut sekarang sudah lebih disempurnakan.
Dewasa ini, pembatas antara alam dengan kebudayaan bukan lagi didasarkan pada eksistensi sebuah alat, tetapi didasarkan pada bahasa. Dengan kata lain, sebelum membentuk manusia sebagai homo fabel atau homo sapiens (manusia haus ilmu) perlu dibentuk dulu manusia homo loquens (manusia berbahasa). Karena denga bahasa itulah manusia dapat memelihara seluruh kebudayaannya. Kalau pada sifat alat itu tampak adanya suatu tranformasi dari alam kepada kebuyaan, maka bahasalah alat yang paling utama yang diciptakan manusia untuk proses tersebut, dan inilah yang memungkinkan sumber konsep pembuatan seluruh alat-alat.
Bahasa adalah organ physiology yang digunakan secara instingtif dan alami. Hal ini yang membedakan inti bahasa dengan ketika kita menggunakan paru-paru unuk bernafas atau berdiri kemudian berjalan.. Burung beo di rumah saya mampu menirukan kata salam seperti “selamat datang” dan menirukan kata “kamu jelek”. Tetapi Ia tidak bisa membuat kalimat bentuk lampau atau pengandaian.
Sejak kita lahir di alam fana ini sudah dikelilingi oleh bahasa, dibesarkan dengan bahasa, berpikir memakai bahasa, berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa. Karena kelekatan bahasa dengan kehidupan kita, sering kali secara refleksi bahasa tidak dipikirkan. Dalam keadaan seperti ini, kadang-kadang kita dibuat jengkel karena tidak mampu memahami komunikasi dengan orang-orang yang menggunakan bahasa yang sama. Termasuk seperti contoh penulisan sms yang kadang susah untuk dipahami.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui oleh kita bagaimana hakekat bahasa dalam kehidupan manusia. Karena di dalam bahasa tercermin sifat-sifat kebudayaan dan oleh karena itulah, cermin kebudayaan suatu bangsa ada di dalam bahasa bangsa tersebut.
Pada wilayah pulau yang dulunya disebut Pulau Irian Jaya, terdapat berbagai bahasa dan budaya yang terbanyak di Indonesia. Suku Bangsa Papua yang memiliki wilayah yang terbentang pada 2 Propinsi yaitu Papua dan Papua Barat dengan berbagai suku. Kelompok suku asli di Papua terdiri dari 255 suku, dengan bahasa yang masing-masing berbeda. Suku-suku tersebut di antaranya:
• Ansus
• Amungme
• Asmat
• Ayamaru, mendiami daerah Sorong
• Bauzi
• Biak
• Dani
• Empur, mendiami daerah Kebar dan Amberbaken
• Hatam, mendiami daerah Ransiki dan Oransbari
• Iha
• Kamoro
• Mee, mendiami daerah pegunungan Paniai
• Meyakh, mendiami Kota Manokwari
• Moskona, mendiami daerah Merdei
• Nafri
• Sentani, mendiami sekitar danau Sentani
• Souk, mendiami daerah Anggi dan Menyambouw
• Waropen
• Wamesa
• Muyu
• Tobati
• Enggros
• Korowai
• Fuyu
Di samping memiliki kekayaan alam dengan keanekaragaman hayati dan nabati, Papua juga dikenal dengan keberagaman budayanya dan bahasanya. Belum lagi di tambah pendatang yang banyak berasal dari Suku Jawa dan Bugis-Makassar. Sehingga dalam pembelajaran bahasa daerah di sekolah ditiap-tiap daerah suku pun berbeda. Tidak ada dominasi budaya suatu suku ke suku yang lainnya secra frontal dan terbuka luas. Namun dapat dibayangkan dampak dari konflik yang terjadi dimana potensi konflik sangat beragam dapat terjadi mulai dari ucapan kata-kata, maupun perbuatan maupun adat kebiasaan yang dapat ditanggapi berbeda-beda oleh tiap individu yang berbeda suku.
B. Essensialisme sebagai akar kekerasan
Gejala sosio-kultural tidak pernah muncul karena penyebab tunggal. Konflik dan gejala kekerasan hari-hari ini memang bisa muncul dari ketidakberdayaan akibat struktur politik-ekonomi dan kultural yang telah demikian opressif, yang "sudah tak menyisakan kata-kata untuk saling memahami lagi". Semacam reaksi perlawanan balik atas penyebab eksternal. Tapi konflik dan kekerasan sebenarnya bisa pula dipicu oleh tendensi internal juga, yakni oleh kerangka berpikir ontologis tertentu.
Kerangka berpikir yang terlampau essensialistik atau substansialistik, yang cenderung melihat identitas, kebudayaan, dan tradisi sebagai suatu substansi utuh dengan essensi yang tetap, misalnya, mudah sekali mengakibatkan orang menilai interaksi budaya yang saling memengaruhi sebagai bahaya dan ancaman perusakan atas kemurnian, yang pada gilirannya mudah melahirkan kekerasan. Apalagi bila semua itu dilegitimasi dengan absolutisme transendental.
Terhadap kerangka berpikir macam itu makalah ini mengandaikan, sekaligus menawarkan, kerangka berpikir yang bersifat "relasional". Artinya, identitas dan kebudayaan papua adalah sebuah proses yang berkembang terus melalui proses interaksi timbal-balik semua dengan semua budaya yang ada di papua. Identitas adalah sesuatu yang senantiasa "menjadi", melalui segala bentuk relasi dengan yang lain di luarnya, dan dalam berbagai konteks yang berubah.
Bahwasanya dalam konteks tertentu relasi itu ternyata hegemonik, itu tidak mesti menunjukkan bahwa setiap relasi dan setiap artikulasi identitas budaya niscaya berkecenderungan hegemonik, seolah tak ada kemungkinan lain. Relasionalitas bisa bersifat macam-macam.
Sejarah di masa lampau menunjukkan banyak juga transaksi budaya yang tidak disertai konflik, banyak proses artikulasi dan asimilasi identitas yang sinkretis, alamiah dan wajar tanpa disertai kekerasan. Sering kali unsur-unsur budaya luar dipinjam atau diadopsi karena memang dianggap lebih bernilai, menguntungkan atau bahkan membantu artikulasi budaya papua secara lebih memadai.
Tentu saja orang bisa mengatakan bahwa kini situasinya lain, bahwa dominasi kekuasaan pihak suku yang lebih berkuasa menjalankan penindasannya justru secara persuasif dan tak disadari: dengan menciptakan struktur keinginan dan kebutuhan, dengan pembentukan citra identitas versi mereka, dan dengan penyebaran pemetaan teoretis ala mereka-yang dengan pretensi deskriptif ilmiah, diam-diam sesungguhnya selalu mendudukan mereka sendiri pada klasifikasi superior, yang lain inferior, dst dst. Dan itulah persis cara kerja "hegemoni", penindasan yang seolah dilakukan ’dari dalam’ diri sendiri.
Masalahnya, ada beberapa kelemahan dari teori Hegemoni macam itu. Pertama, ia mengandaikan seolah pengaruh pihak suku yang berkuasa terhadap suku yang kecil itu demikian linear dan terprediksi, dan seolah pihak korban sedemikian teralienasi dari dirinya sendiri hingga total menjadi sekadar mesin fotokopi. Bagaimana pun fenomena kebudayaan adalah transaksi makna dan nilai, di dalamnya reflektivitas individu tidak hanya me-reproduksi pola-pola dari luar, melainkan sekaligus juga menciptanya ulang sesuai kepentingan partikularnya sendiri (mekanisme autopoiesis).
Simbol dan ikon boleh menyebar di pasar dunia, tapi bagaimana itu dimaknai bisa tidak sama, mudah mengalami de-territorialisasi, berubah menjadi parodi, subversi, aksesori, dst. Tak usah heran bila huruf "M" ala MTV di Papua menjadi simbol gerakan kemerdekaan ("M" = Merdeka !), atau kata ”padamkan lampu” di papua lebih dikenal dengan ”bunuh lampu” ataupun beberapa istilah asli bahasa papua yang belum di mengerti oleh orang lain. Bila istilah tersebut dilihat dan di dengar oleh pendatang di Papua tentu agak terhera-heran bila belum mengerti maknanya sebenarnya.
C. Visioning dan Pencegahan Konflik Budaya Lokal
Fenomena bahwa Papua akan kalah bersaing di pasar nasional jika mengandalkan budaya, bahasa dan produk lokal merupakan hal yang kurang tepat. Konteksnya bukan karena Bangsa Papua merupakan bangsa yang minder dalam bidang pergaulan budaya, akan tetapi lebih disebabkan karena masyarakat Papua harus lebih fokus dalam mempertahankan Budaya dan bahasa serta mengembangkan produk lokal unggulannya berupa produk-produk berbasis pengetahuan dan seni tradisional serta produk-produk yang bersumber pada keanekaragaman hayati Papua. Kesadaran ini jelas merupakan visi yang maju serta competitive dibandingkan dengan produk budaya masyarakat lainnya karena memiliki karakter yang jelas dan tidak dimiliki oleh budaya lain.
Sekurang-kurangnya ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan warisan budaya sebagai sumber ekonomi baru masyarakat papua.
- Pertama, Papua tidak akan kekurangan bahan baku, karena bahan bakunya melimpah, baik berupa sumber daya manusia (culture and tradition) maupun sumber daya lainnya (terutama genetic resources and biodiversity).
- Kedua, pengembangan produk berbasis warisan budaya seperti tarian atau souvenir dan lainnya, justru akan menghidupkan kembali jati diri bangsa papua yang sempat terdistorsi dengan mitos-mitos budaya pop, seperti Superman, Spiderman, Mickey Mouse, dan Donald Duck atau yang lokal nusantara seperti Tari Jaipong, Pisang Goreng Kalimantan, Replika Kapal Pinishi.
- Ketiga, partisipasi masyarakat diharapkan akan menjangkau daerah-daerah suku-suku yang terpencil dari kota karena sebagian terbesar pelaku budaya justru berdomisili di daerah-daerah, di pusat-pusat kebudayaan itu sendiri.
- Keempat, jika pusat-pusat kebudayaan semakin terangsang untuk bangun, menggeliat dan bergairah dalam mengembangkan khasanah warisan budaya di daerah-daerah tersebut, pada gilirannya akselerasi ekonomi berbasis pengetahuan tradisional dan seni dapat membantu peningkatan kesejahteraan ekonomi dari kelompok masyarakat para pemangku dan pelaku tradisi yang bersangkutan.
Pulau Papua adalah pulau dengan kekayaan dan keragaman budaya serta tradisi yang luar biasa. Jika kekayaan keragaman budaya dan tradisi itu dapat dikelola dengan baik dan benar, maka bukan tidak mungkin kebangkitan ekonomi masyarakat papua justru dipicu bukan karena kecanggihan teknologi, melainkan karena keindahan tradisi dan keragaman warisan budaya itu sendiri. Konsep ini yang dikembangkan oleh negara-negara yang memiliki budaya pariwisata.
Dalam konteks inilah peran pengembangan pendidikan dan kebijakan pemerintah daerah baik Kabupaten maupun Propinsi Papua, yang menjadi sangat penting, agar pemanfaatan warisan budaya sebagai sumber ekonomi baru tidak mengabaikan atau mengalienasi hak-hak masyarakat pendukungnya. Peran pengembangan pendidikan menjadi sangat penting dalam pemanfaatan warisan budaya agar tidak terjerumus ke dalam pusaran kerakusan kapital yang sangat pandai mencari peluang. Peranan tersebut melalui pendidikan dan latihan kerja serta sosialisasi kepada masyarakat untuk perbaikan usaha.
Begitu juga dengan peran kebijakan pemerintah daerah, yang mengatur pengembangan budayanya agar tidak menimbulkan konflik diantara masyarakat papau yang terdiri dari berbagai suku. Diantaranya melalui kebijakan terhadap masyarakat adat papua, pemberdayaan dewan adat serta Majelis Rakyat Papua. Dengan pengaturan tersebut maka persoalan perang suku, pemekaran daerah serta pengaturan antara suku pribumi dan pendatang tidak dapat dimasukan dalam persoalan politik baik di tingkat lokal maupun nasional.
Untuk itu perlunya diperkuat dan dilengkapi dengan penetapan kebijakan pendukung oleh pemerintah daerah di wilayah Papua secara bersama seperti:
1. Pembinaan keluarga yang sehat dan produktif
2. Pengembangan kemitraan antar Suku
3. Pengembangan Kreativitas Seni dan Budaya Populis serta original
4. Sosialisasi keunggulan budaya
5. Penataan Saluran Informasi dan Komunikasi masyarakat
D. Penutup
Meskipun Pemerintah Indonesia belum meratifikasi konvensi-konvensi ILO yang berkaitan dengan masyarakat adat dan pribumi, Namun bagi pemerintah daerah Papua membuka peluang besar orang asli Papua dan Masyarakat Adat untuk terlibat secara aktif dalam proses-proses pembangunan di Tanah Papua. Kebijakan pemberdayaan budaya lokal memberikan dasar yang kuat bukan saja agar memprioritaskan orang asli Papua sebagai subjek sekaligus objek pembangunan. Hanya saja, perlu dipertegas tentang luas serta jenis hak dan budaya lokal masyarakat asli yang lebih terperinci yang tampaknya harus dipersiapkan dan dikembangkan. Apa dan siapa orang asli Papua serta Masyarakat Adat Papua harus diperjelas dalam peraturan daerah pada tiap pemerintah daerah di wilayah papua. Dengan begitu, perlindungan budaya masyarakat asli tidak sekadar menjadi nilai dasar yang mati, melainkan benar-benar akan menjadi jaminan normatif bagi perlindungan budaya, adat dan hak-hak mereka.
Kiranya, gagasan untuk mengoptimalkan warisan budaya lokal papua juga sebagai alternatif sumber ekonomi di Papua yang dapat menghasilkan berbagai manfaat jika dikelola dengan benar, dengan menerapkan kebijakan yang juga benar dan tepat. Benar di sini berarti bahwa kebijakan itu benar-benar merupakan pendukung dan bukan justru menjadi penghambat dalam mewujudkan gagasan pengembangan budaya papuaTepat di sini berarti bahwa gagasan pengebangan budaya itu dapat dipahami dengan mudah oleh warga masyarakatnya karena sesuai dengan sistem nilai, pandangan, sikap, dan perilaku warga masyarakatnya, serta mampu memberikan peluang kepada mereka untuk ikut berpartisipasi mewujudkan idea pemanfaatan warisan budaya sebagai alternatif sumber ekonomi yang baru (guti)
 

Misa Inkulturasi budaya NTT di gereja St. Helena


Misa Inkulturasi budaya NTT
St. Helena bersama Mgr Vincentius Sensi Potokota Pr. (Uskup Agung Ende)
“per mariam ad lesum”
Uskup Agung Ende
Minggu(28/10/2012) Uskup Mrg Vinsensius Pr. Merupakan uskup keuskupan Ende yang mengahadiri minggu inkulturasi budaya NTT yang di adakan di St. Helena ini dalam kotbahnya mengingatkan kepada umat NTT dan kita bahwa sosok bunda maria yang adalah perantara devosi kita kepada Tuhan. Merupakan hal yang sangat penting juga untuk dilewati jika kita mau berkomunkasi dengan Tuhan. Disamping itu ditambahkan juga mengenai kehidupan umat khatolik di flores yang sangat sakramental dengan Maria dimana dalam hal ini devosi-devosi mereka sangat sering mereka perantarakan lewat Maria.
            Kehidupan umat di NTT yang kuat dengan kehidupan katolik juga dideskripsikan melalu stayl mereka yang kebayakan dari mereka mengunakan kalung rosario. Kehidupan  yang kuat akan iman ini dari hidup orang NTT ini memberikan sebuah tema umum kepada semau umat di St. Helena bahwa “ Per mariam ad lesum” yang diartinya melalui maria menuju kepada yesus. Selain itu di tambahkan juga bahwa kehidupan umat khatolik musti memandang kehidupan Tuhan dengan Ibunndanya Maria yang memiliki ikatan yang erat antara mereka yang mana dengan ikatan iman yang kuat diantara mereka itu mengantarkan mereka berdua  pada sebuah fenomenal ilahi yang melahirkan sebuah revolusi ilahi bagi semua umat manusia di permukaan bumi ini. Ketika fenomena itu terjadi ada satu kata yg diucapkan Maria kepada anaknya “ ibu inilah anakmu”. Dari peristiwa dapat dilihat ikatan antara kedua yang erat yang pada akhirnya Maria dibangkitakn ke Surga dengan raganya yang artinya bahwa yesus mengangap maria sebagai Ibu sekaligus penghiburnya di dunia dan di surga.
            Sudah Misa ekaristis pada minggu biasa ke XXX ini acara tersebut diiringi dengan berbagi tarian dari NTT dan juga banyak dari masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam momentum ini .Yang Mulia Uskup Agung Ende juga menyampaikan ucapan termaksih kepada dewan dan masyarakat dari berbagai daerah lain yang telah mengambil bagian untuk terlaksannya acara ini. (by Guti
 

Kita adalah bangsa pemersatu dan cinta damai


Konflik Pembunuhan Mahasiswa Yang Terjadi Di Bandung Antar Mahasiswa Papua Bukan Merupakan Sebuah Pemecah Persatuan Antar Gererasi Penerus Di Papua
"Lalu salah satu mahasiswa lari keluar dan dikejar mahasiswa lainnya. Mahasiswa yang dikejar lalu ditusuk di dada," ujar salah seorang saksi mata di sekitar lokasi.Pria yang ditusuk tersebut bersimbah darah dan segera dilarikan ke rumah sakit oleh warga sekitar. (http://www.manadonews.com)
papua tanah damai
Jakarta (21/10/2012) pembunuhan demi pembunuhan yang terjadi dipapua yang terjadi antar masyarakat, antar suku, ras, agama dan konflik lain yang terjadi di berbagai tempat didalam maupun diluar papua merupakan sebuah kesalahan besar dan dosa. Pada waktu seperti sekarang ini papua membutuhkan para pemikir-pemikir yang luar biasa dan para pendoa-pendoa yang luar biasa agar papua menjadi tanah damai. Para pengijil sering menyebut papua sebagai sebuah tanah yang diberkati. Arti tanah yang harus dipahami oleh setiap insan-dan insani di papua baik itu orang muda maupu orang tua. Tanah yang diberkati artinya bahwa tanah yang diurapi dan dikasihi oleh Allah dimana Umat papua adalah bagian dari anggota kerjaan sorga yang sepatunya kita bersyukur.
            Pada masa yang akan datang generasi papua yang baru sangat berperang penting dalam kemajuan papua dalam berbagai bidang di papua lebih khusus untuk mensejahterahkan papua. Generasi papua harus menjadi seorang pemuda yang mampu menjalin hubungan dengan sodara dan sodari yang lain dan memperkokoh persatuan dan kesatuan demi tercapainya papua yang aman, damai dan sejaterah
            Papua membutuhkan pemimpin yang beraklah mulia takut akan Tuhan dan rendah hati. Sebagai anak dari tanah yang diberkati kita harus menjadi orang-orang atau Umat yang sedang tumbuh dengan baik dan tidak mudah untuk mengikuti arus zaman. Kita harus menjadi momok yang luar biasa didalam batin kita dan jasmani dan kehidupan sosial budaya kita.
            Budaya bagi orang papua merupakan sebuah hal yang amat penting untuk dapat diturun temurunkan dari moyang hingga kita sekarang, maka ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bahwa kita harus mampu untuk menyesuaikan dengan budaya kita dan berusaha untuk melestarikannya dengan baik. Kadang diantara kita malu untuk mengenakan pakaian adat kita dalam sebuah acara resepsi atau acara kultur dimana kita diundang untuk memeriakannya namun sebenarnya apa kita lakukan itu merupakan kesalahan besar mengapa ? orang diluar sana sekarang sedang berupaya untuk mencuri budaya kita dan mensubtitusikan budaya kita dengan budaya modern mereka. Maka dengan itu kita diberi tanggung jawab yang luar bisa untuk memberdayaakannya dan menjaga keaslian budaya tersebut agar tidak hilang dibawa Zaman.
            Budaya papua pada dasarnya bukan merupakan budaya yang mengajarkan tentang konflik  dan pertikaian antar orang papua, namun sebalinya budaya papua pada prinsipnya mengajarkan tentang bagaimana kita menjadi manusia-manusia dapat menciptakan damai di papua contok kecilnya tahun 1970 an itu seorang kepala pemerintahan distrik yang dicurigai mengambil uang rakyat, maka rakyat membuat sayembara dengan mengunakan adat Suku mee di wagete maka sejak malam itu juga upacara adat itu pun dilakukan hasilnya mereka menemukan sebuah kotak yang tersebunyi didalam kolam di Kampung Bomou II yaitu terdapat sebuah peti yang akhirnya juga ditemuakn berisi uang Rp 50 Jt rupiah. Inilah keunikan budaya papua ,juga redamnya konflik yang terjadi paniai tahun 1990 an. Dengan ini budaya orang papua ingin menginspirasikan kepada kita bahwa kita orang papua sebenarnya tidak mempunyai budaya untuk saling bunuh membunuh antar sama lain didalam orang papua. (Buku masih hidupkah budaya orang mee :pigai natalis)
            Intraksi sosial sudah terjalin sejak lama antar orang papua merupaka sebuah pelajaran berharga yang dipunyai oleh setiap manusia papua yang harus dijaga. Semua orang di dunia akan saling mengenal dan dapat melakukan sesuatu karena ada komunikasi yang kompleks dan dapat di percaya juga dengan ekpressi yang luar biasa. Dengan budaya intaraksi yang luar bisa itu manusia papua dapat dan mencipatakan budaya yang beragam maka sepatutnya diantara kita para kesatria-kesatria papua yang berjuang untuk mendapat ilmu di tanah rantauan kita memegang teguh hal itu.
            Konfik budaya dan konflik akibat budaya modern yang berujung pada konflik antar orang papua sendiri dan mengakibatkan jatuhnya korban  itu harus di hindari dan harus selalu di sadari. Pembunuhan yang sudah terjadi di bandung tepatnya diasrama papua cilaki merupakan sebuah konflik yang terjadi antar mahasiswa papua. Maka sebagai orang yang percaya kepada Tuhan marialah kita ciptakan suasana dan kondisi yang damai. Marialah kita bersama duduk dan berdoa untuk mencari solusi untuk mengakhiri masalah ini dengan kepala dingin agar dengan kejadian kita tidak terbagi menjadi bagian-bagian yang dapat membawa konflik yang lain namun kita menjadi sebuah tonggak pemersatu yang teguh didalam persatuan dalam bangsa Papua dan menjadi bangsa yang besar dan disegani karena persatuan kita. Dan dengan kejadian ini juga kita harus belajar bahwa Tuhan adalah damai, Tuhan itu kasih bagi kita semua.  (guti)

 

pengembangan energy terbarukan di papua butuh SDM


Papua Butuh SDM Bidang Energi Terbarukan
Jayapura - Papua membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang ahli dan terampil di bidang energi terbarukan guna mengoptimalkan pengembangan potensi energi tersebut yang banyak terdapat di provinsi paling timur Indonesia itu.
Enegery solarcel (cahaya-listrik)
                Hal tersebut disampaikan Koordinator Technical Working Group (TWG) 6 pada proyek CASINDO untuk wilayah kerja Papua, Endang Hartiningsih,MT, Selasa.
Capacity development and strengthening for energy policy formulation and implementation of sustainable energy projects in Indonesia (CASINDO) merupakan kerja sama Indonesia dengan pemerintah Kerajaan Belanda di bidang pengembangan energi terbarukan.
Menurut Endang Hartiningsih, pengembangan energi terbarukan merupakan alternatif bagi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat Papua khususnya yang mendiami wilayah terpencil dimana belum terpasang jaringan listrik.
"Oleh sebab itu, kita harus menyiapkan tenaga ahli dan terampil agar potensi energi yang berkelanjutan di Papua bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat," kata Endang yang juga Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Negeri Cenderawasih (Uncen).
Dia mengatakan, potensi energi terbarukan yang sudah cukup banyak dimanfaatkan dan tengah dikembangkan adalah energi surya, tenaga air dan bioenergi.
"Energi surya sudah banyak digunakan di Papua, terutama di daerah-daerah terpencil dengan solar sel, sedangkan tenaga air dikembangkan melalui mikrohidro," ujarnya.
Sementara itu, bioenergi yang akan diteliti adalah energi yang berasal dari pengolahan beberapa bagian tanaman sagu seperti empulur batang maupun kulit atau korteks pohon sagu.
Untuk menghasilkan tenaga ahli dan terampil di bidang pengembangan energi terbarukan, Endang mengatakan, Uncen melalui proyek CASINDO telah dan akan menggelar beberapa pelatihan baik bagi para dosen maupun mahasiswa mengenai teknologi energi berkelanjutan serta konservasi dan efisiensi energi.
Selain itu, ada juga kegiatan penelitian dosen dengan topik mengenai pengembangan potensi energi berkelanjutan yang terdapat di Papua.
Upaya meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang energi terbarukan tersebut dilaksanakan dengan bekerja sama dengan Universitas Teknologi Eindhoven (TU/e), Belanda.
Selain Papua, CASINDO juga dilaksanakan di Sumatera Utara, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat.
Dalam Peraturan Presiden No.5/2006 mengenai kebijakan energi nasional, disebutkan bahwa pada 2025 peran "biofuel" menjadi lebih dari lima persen dari total konsumsi energi nasional.
(Guti)
 

Pendekatan keamanan di papua



Papua dan Gejolaknya
papua insel
            Jayapura (14/10/2010) Pembunuhan dan konflik yang sedang  dan sudah terjadi  Papua itu seakan berubahn menjadi suatu budaya yang ada di Papua. Pembunuhan yang ada terjadi dengan berbagai alasan yang tidak jelas “tanpa bukti”. Akibat dari itu terbentuklah suatu suasana pembunuhan dimana-mana di daerah Papua. Pembunuhan jika di usut dengan hukum yang adil dan jujur (Jurdil) maka seorang pelaku dari tindakan kejahatan itu akan terungkap secara berantai mulai dari biang hingga pada ranting-rantinya. Namun sangat di sayangkan kenyatakan yang sedang terjadi Papua sangat diluar tanpa dugaan dimana banyak interpol-interpol yang bekerja untuk 1000 rupiah yang siap membunuh seorang dengan banyaran dari pada petinggi-petinggi negara yang ada di jakarta. Korban selalu dan selalu yang ada adalah masyarakat sipil dimana korban tersebut ada ketika seorang itu dituduh akibat kesalahan-kesalahan kecil ataukah melanggar ketentuan-ketentuan negara yang amat kecil yang sebenernya tidak perlu di indahkan, di Jakarta orang rampok tidak ditangkap di Papua mereka mencarai hingga ke hutan-hutan, diJakarta orang mencuri sendal di mesjid tidak di tangkap namun di Papua orang seperti begitu akan dilaporkan kepolisi dan ditangkat dengan korban yang salah. Sekarang yang menjadi pertanyaan dari mana budaya mencuri itu ada di Papua karena sebagai anak budaya mengetahui secara benar bahwa di Papua dahulu tidak ada itu yang namanya pencuri dan mencuri namun heran sejak orang rambut panjang masuk ke tanah Papua banyak budaya asing yang sebernya tidak ada di jakarta pun bisa ada diPapua dan dikembangkan dengan pesat. Pembunuhan demi pembunuhan terus berlanjut di berbagai tempat tetapi hingga kini belum pernah ada seorang pelaku dari pembunuhan yang di temukan bahkan yang menjadi biang untuk di jadikan dugaan adalah OPM, padahal bukti belum menujukan bahwa pembunuhna yang ada merupakan tindakan mereka. Sangat disesalkan bahwa banyak dari masyarakat sipil dan masyrakat asing mengetahui banyak hal mengenai segala sesuatu yang dimaikan oleh BIN di Papua namun sayang sebagai mereka mempunyai sebuah kekuatan untuk selalu dan senantisa keluar dari dunia hukum yaitu Kekuasaan. Setiap kebijakan-kebijakan hukum yang dibuat selalu berat sebelah dan tidak memihak kepada semua masyarakat di Papua maka akiba dari pada itu sejak diberikan otonomi daerah khusus kepada Papua hingga kita masyarakat Papua tidak mengalami perubahan yang siknifikan namun jika di perhatikan jumlah dana yang dikucurkan oleh pemerintah pusat cukup besar namun buahnya belum dinyatakan didalam kehidupan masyarakat Papua. Akibat dari pada itu masyrakat merasa bahwa pemerintah pusat dan pemerintah papau sebenarnya menjadi merka hanya sebuah bola di maikan untuk mendapatkan uang dan bukan di gunakan sesungguh-sungguhnya untuk memajukan Papua. Akibat dari pada perbuatan pemerintah pusat itu presentase kepercayaan masyarakat pusat untuk pemeritah indonesia yang sedang berkuasa di Papua itu mulai menurun. Sebagai orang awam banyak mendengar berita yang sering melintas di telinga saya bahwa semua pembunuhan-pembunuhan yang sedang terjadi adalah Bagian dari operasi DOM dimana darah Papua dijadikan daerah untuk tempat mempraktekan cara-cara membunuh oleh militer. Pembunuhan itu sebenarnya  kalau kita pandang jauh ke seluruh Indonesia bahwa ternyata pembunuhan orang Papua di Papua bukan hanya terjadi dipapua saja melaikan di tanah jawa dan daerah lain di Indonesia pun terjadi. Pada beberapa hari kemarin saya mendengar ada seorang mahasiswa papua juga yang di tabrak oleh truk namun tetapi disitu terjadi manipulasi kejadian dimana seorang yang di tabrak dijadikan sebagai tabarakan murni pada hal sebelum mahasiswa ini pulang dari tempat A ke B itu disaat ia menyebrangi sesuai dengan rambu lalu lintas  dengan baik namun pada saat dia (korban) berada di jarak tertentu dia diserobot oleh truk dengan muatan penuh yang mengakitbatkan luka-luka di kaki , luka dalam di berbagai bagian dalam tubuh mengakibatkan pendarahan di berbagai tempat. Maka keterangan polisi yang sangat mengecewakan pun terjadi seperti terungkat diatas. Maka  pembunuhan di Papua itu bukan hanya terjadi di Papua namun terjadi juga di berbagai daerah di seluruh indonesia  dimana objek pembuhan mereka adalah orang Papua orang sebenarnya tidak tahu apa-apa mengenai sesuatu permasalahan. Sekarang sesudah masyarakat melihat semua yang sedang terjadi di Papua akibat dari ulah  BIN maka, masyarakat menanyakan fungsi kerja dari setiap BIN di tanah Papua apakah mereka di utus untuk membunuh orang Papua ataukah untuk menjadi pengayom dan pelindung masyrakat ? namun tanpa memberikan pertanyaan yang berbelit-belit seperti sebagian besar masyarakat Papua akan menjawab dengan nada yang santai namun itu merupakan fakta bahwa : mereka  lebih baik pulang saja sudah kami juga sudah kami muak liat mereka bunuh tong pu anak-anak dan suami” itulah jawaban yang paling banyak bermunculan ketika di mintai keterang  mengenai BIN dan tanah papua. Lalu banyak dari elit politik papua yang berjuang dan kadang membuat tanah papua goyang dan gempar dan dunia internasional berbalik dan memandang situasi ini namun perjuangan para elitk kadang hanya dalam wantu singkat dan hilang, karena ketika suasana itu muncul maka muncul pergerakan lain yang terjadi tanpa oraganisasi yang baik yang terjadi diantara setiap oraganisasi itu dengan berbagai kalangan elit politik. Namun semua kejadian yang sedang terjadi di papua ini harus di akhiri dan ini mrnjadi tugas kita orang Papua bahwa kita harus bersatu dan bangkit dan situasi dan kondisi seperti ini “ ajakan untuk saling mengerti satu sama lain adalah hal terpenting”.
 
 
Support : SAVE THE ENVIROMENT OF WEST PAPUA | INFO PAPUA | KNPB NEWS
Copyright © 2011. PAPUA TO OUR WORLD - All Rights Reserved
Template Created by Mr.YOGIX FWP Published by AGUSTINUS GIYAI
Proudly powered by Blogger